handphone-tablet
Kajian.Net
Aku sudah siap dengan semangat baru, menapak jalan terjal untuk mencari ilmu, menelusuri halang rintang untuk menyongsong indahnya masa depan.

Saturday, May 3, 2014

Daftar Sinopsis Novel dan Roman Sastra Angkatan Balai Pustaka



     "Anak ini pun seorang gadis yang dapat dikatakan tidak bercacat, karena bukan rupanya saja yang cantik tetapi kelakuan dan adatnya, tertib dan sopannya, serta kebaikan hatinya, tiadalah kurang daripada kecantikan parasnya.”               
       Kalimat di atas adalah kutipan dialog Kasih Tak Sampai. Bukan lirik lagu Kasih Tak Sampai-nya Padi ya? Tapi roman sastra tahun 70-an karya Marah Rusli. Para Om dan Tante kita mungkin lebih mengenalnya sebagai Siti Nurbaya yang beberapa kali sempat diangkat ke sinetron.

        Nah, bagi penikmat sastra modern, roman dan novel angkatan Balai Pustaka semacam ini asyik juga loh untuk dibaca. Angkatan Balai Pustaka artinya karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920 yang diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka. Jangan ngaku pencinta sastra ya bila belum pernah baca apalagi belum tahu novel/ roman angkatan Balai Pustaka yang populer itu. Kalau selama ini bacaan kita cuma novel teenlit atau fiksi-fiksi modern yang sedikit muatan sastranya, coba deh ke perpustakaan daerahmu dan temukan banyak karya sastra lama disana.
Biar lebih selektif sebagai bentuk antisipasi alur cerita yang kurang ideal dengan seleramu, tengok dulu deh beberapa novel dan roman sastra angkatan Balai Pustaka berikut ini. Semoga membantu ^^.
1.         Azab dan Sengsara (Merari Siregar; 1920)
Tokoh utama dalam novel ini bernama Mariamin. Diawali oleh asal usul kehidupan bapaknya yang manja dan terbiasa berfoya-foya, Mariamin lahir di tengah keluarga miskin (sebab bapaknya senang menghabiskan uang dengan berjudi). Mariamin pun menjadi anak yang selalu mendapatkan ejekan dari warga kampung akibat perangai buruk si bapak. Menjelang remaja Mariamin pacaran dengan Aminuddin, seorang pemuda dari keluarga kaya. Aminuddin sampai berjanji bahwa mereka akan menikah setelah ia mendapatkan pekerjaan.
Bapak Aminuddin tentu saja tidak merestui hubungan mereka. Dengan banyak rekayasa, akhirnya si bapak berhasil memisahkan putranya dari si gadis miskin. Aminuddin pun menikah dengan gadis berada, sedangkan Mariamin dinikahi oleh seorang lelaki Medan bernama Kasibun yang ternyata tidak bisa berlaku lembut terhadap istrinya. Bosan diperlakukan kasar, Mariamin minta diceraikan dan melaporkan Kasibun pada polisi. Pasca perceraian, Mariamin tetaplah hancur hatinya sebab tak ada lagi yang bisa ia harapkan hingga ia pun meninggal dunia.

2.         Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai (Marah Rusli; 1922)
Ber-setting adat Minangkabau, roman Siti Nurbaya menceritakan tentang kehidupan keluarga Baginda Sulaiman, seorang pengusaha yang pada mulanya hidup sejahtera. Saingan bisnisnya, Datuk Meringgih, sebagai orang yang sombong dan serakah tidak suka melihat kesuksesan Baginda Sulaiman. Ia pun melakukan maker pada Baginda Sulaiman hingga jatuh miskinlah Baginda Sulaiman dan keluarganya, sehingga terpaksa harus mendapatkan pinjaman modal pada datuk Meringgih.
Suatu hari, Datuk Meringgih mendesak Baginda Sulaiman untuk melunasi utang-utangnya. Dalam kebimbangan karena tak mampu membayar, putri Baginda Sulaiman, Siti Nurbaya, menawarkan diri untuk dinikahi oleh Datuk Meringgih yang tua dan kasar. Semua pinjaman modal tersebut pun dianggap lunas. Baginda Sulaiman tak punya pilihan. Demi menjaga kehormatan keluarga, Siti Nurbaya menerima kenyataan pahit menjadi istri seorang Datuk Meringgih. Padahal ia tengah menunggu Samsulbahri, kekasihnya yang masih sekolah di Stovia, Jakarta.
Di pertengahan hingga akhir cerita, Siti Nurbaya diracuni oleh Datuk Meringgih setelah terjadi banyak konflik, diantaranya karena ia ketahuan ingin menyusul Samsulbahri ke Stovia. Samsulbahri pun meninggal dunia karena perkelahian dengan Datuk Meringgih. Namun sebelumnya, Datuk Meringgih berhasil ia tembak. 

3.         Salah Asuhan (Abdul Muis; 1928)
Salah Asuhan bercerita tentang Hanafi, pemuda yang dikirim ke Betawi oleh ibunya untuk belajar di sekolah Belanda. Tinggal di keluarga Belanda dan bergaul dengan banyak warga Eropa, Hanafi terobsesi mengubah diri sepeti mereka bahkan setelah bekerja, apalagi ia jatuh cinta pada gadis Belanda bernama Corrie. Pada mulanya, cinta Hanafi bertepuk sebelah tangan hingga akhirnya ia jatuh sakit. Ibunya menghiburnya dengan mencari pengganti Corrie, seorang gadis pribumi bernama Rapiah. Maka pernikahan pun dilangsungkan meski Hanafi sama sekali tidak mencintai Rapiah. Singkat cerita, Rapiah melahirkan anak lelaki yang diberi nama Syafei. Namun, sikap dingin Hanafi tak juga berubah. Bahkan ia sering bersungut-sungut pada putranya dan memperlakukan istrinya seperti pembantu.
Tatkala ibu Hanafi mulai menasihati putranya, terjadi kecelakaan yang mengharuskan Hanafi berobat ke Betawi. Tak dinyana, ia bertemu pujaan hatinya kembali. Hanafi pun mencari seribu satu cara agar berhasil mendapatkan Corrie dan ternyata Corrie luluh juga. Mereka pun menikah. Keluarganya di Medan hanya dikirimu surat yang mengabarkan bahwa Hanafi telah menikah dengan gadis Belanda. Kalau tidak salah (saya lupa-lupa ingat), Hanafi bahkan mengubah namanya menjadi Christian Han.
Namun Tuhan memang Maha Adil. Pernikahan Hanafi dan Corrie tidak berjalan mulus. Sikap Hanafi terkadang suka menang sendiri meski cintanya pada Corrie juga amat besar. Corrie yang notabene wanita Eropa tidak setabah Rapiah, wanita sederhana yang dididik dengan baik oleh keluarga pribumi.

4.         Sengsara Membawa Nikmat (Tulis St. Sati; 1929)
Emak-emak zaman dulu pasti familiar dengan judul ini. Memang, kisah hidup si Midun yang penuh liku ini pernah diangkat ke layar kaca. Midun adalah pemuda Minang, hidup sederhana dengan sifat terpuji dan bekal ilmu silat yang mahir sehingga disenangi oleh orang-orang di kampungnya. Tokoh antagonis di fiksi ini, Kacak, iri padanya hingga menghalalkan berbagai macam cara untuk menghancurkan Midun. Hidup si Midun pun diwarnai banyak ujian. Ia beberapa kali pernah masuk penjara. Namun, lagi-lagi Midun disenangi oleh orang-orang di penjara.
Kebaikan Midun yang tak terbatas membawanya pada titik balik kehidupannya. Ia bertemu Halimah, gadis cantik yang tengah mencari ayah kandungnya di Bogor yang akhirnya ia nikahi. Dalam usaha pun Midun menjadi seorang yang sukses dan dipercaya di Medan. Tak disangka, ia bertemu dengan adiknya, Manjau. Manjau bercerita banyak tentang keluarga mereka di kampung. Merasa sedih, Midun meminta pindah tugas ke kampung halamannya. Finally, Midun and the family live happily ever after ^^.

5.         Si Cebol Rindukan Bulan (Aman Datuk Madjoindo; 1934)
Tokoh utamanya bernama Fatimah, putri dari Amat Pendek alias Sutan Pandeka yang angkuh dan gila kehormatan. Berbeda dengan sang ayah, Fatimah berbudi luhur. Fatimah pacaran dengan Didong, pemuda miskin yang santun. Seperti halnya tokoh antagonis kebanyakan, Sutan Pandeka tentu saja tidak menginginkan Disong sebagai menantu. Maka, ia pun mengundang pemuda bangsawan bernama Sutan Ajis untuk bertamu. Sutan Ajis yang sifat serakahnya tak jauh berbeda dengan Sutan Pandeka, menyambut baik maksud perjodohan tersebut hingga frekuensi bertamu ke rumah Sutan Pandeka lebih intense.
Konflik dimulai saat Sutan Ajis mengajak Fatimah dan ayahnya ke Pariaman untuk mengunjungi arak-arakan 10 Muharram. Di perjalanan, Fatimah melihat Didong lalu memanggilnya. Didong pun segera menyusul bendi yang membawa Fatimah menggunakan sepeda. Sekuat tenaga ia mengayuh sepeda hingga akhirnya berhasil juga menemukan Fatimah. Akan tetapi, sesampainya di tempat, Sutan Ajis ketahuan ingin merampas harga diri Fatimah. Didong yang marah memukulnya hingga Sutan Ajis cedera. Sutan Ajis tak mau terima, ia pun mengadukan Didong ke polisi lantas Didong dipenjara.
Peristiwa itu meninggalkan bekas di hati Fatimah dan keluarga Sutan Ajis. Fatimah sakit parah dan orang tua Sutan Ajis tidak mau menerima Fatimah sebagai menantu. Sutan Pandeka menyesali keserakahannya pada putrinya sendiri, hingga rela mengeluarkan uang banyak demi membebaskan Didong dari penjara. Namun sayang, saat Didong bebas Fatimah sudah lebih dulu meninggal dunia. Didong depresi. Menyaksikan kenyataan pahit di depan mata, akhirnya Sutan Pandeka pun mengalami gangguan jiwa.

6.         Katak Hendak Jadi Lembu (Nur Sutan Iskandar; 1935)
Lagi-lagi tentang perjodohan. Dalam novel ini, tokoh utama wanita bernama Zubaedah. Berawal dari persahabatan dua orang yaitu H. Hasbullah dan H. Zakaria. Keduanya memiliki anak yang sudah dewasa, maka karena kedekatan tersebut H. Zakaria ingin menjodohkan Suria, putranya, dengan Zubaedah yang tak lain adalah putri H. Hasbullah. Suria yang berperangai buruk sebenarnya tidak ingin diteima oleh H. Hasbullah. Namun karena kedekatan keduanya, beliau tak tega menolak. Pernikahan pun dilangsungkan.
Selama hidup bersama Suria, Zubaedah sering mendapatkan perlakuan sewenang-wenang. Bahkan selama 3 tahun Zubaedah pernah ditinggal oleh Suria. Terlebih setelah sang ayah meninggal dunia, Suria semakin senang berfoya-foya. Baru setelah uangnya habis, Suria pulang ke rumah dan meminta maaf pada istrinya.


Novel dan roman sastra angkatan Balai Pustaka ada banyak. Enam diantaranya sebagaimana yang saya ulas di atas hanyalah yang paling popular di mata saya ^^ (yang jelas novel dan roman yang tetap dipertahankan di sekolah-sekolah saya dulu). Kalau judul-judul lainnya, saya kurang familiar. Bantu saya mengoreksi jika ada sinopsis yang menyimpang ya? Cmiiw.

No comments:

Post a Comment