handphone-tablet
Kajian.Net
Aku sudah siap dengan semangat baru, menapak jalan terjal untuk mencari ilmu, menelusuri halang rintang untuk menyongsong indahnya masa depan.

Saturday, November 7, 2015

Lirik Lagu Kun Anta - Humood AlKhuder

لأجاريهم، قلدت ظاهر ما فيهم Liujarihim, qollat tu zhohira ma fihim فبدوتُ شخصاً آخر، كي أتفاخر Fabadautu shakhson a-khar, kai atafa-khar, و ظننتُ أنا، أنّي بذلك حُزْت غنى Wa zonan tu ana, anni bizalika huztu ghina, فوجدتُ أنّي خاسر، فتلك مظاهر Fawajad tu anni kha-sir, fatilka madhohir, لا لا La la, لا نحتاج المال، كي نزداد جمالا، جوهرنا هنا، في القلب تلالا La nahtajul ma-la, Kai nazdada jama-la, Jauharna huna, Fil qalbi talala, لا لا La la, نرضي الناس بما لا، نرضاه لنا حالا، ذاك جمالنا، يسمو يتعالى Nurdhin nas sa bima-la, Nardhohu la na ha-la, Za-ka jamaluna, Yasmu yataa’la Oh Wo Oh (6x) كن أنت تزدد جمالاً Kun anta tazdad jamala Oh Wo Oh (6x) كن أنت تزدد جمالاً Kun anta tazdad jamala aaa la la la la laaa la la la laa la laa la la la la laaa أتقبّلهم، الناس لست أقلّدهم Attaqabbalhum, anna-su lastu qalliduhum, إلا بما يرضيني، كي أرضيني Illa bima yurdhi-ni, kai urdhi-ni, سأكون أنا، مثلي تماما هذا أنا Sa akunu ana, mithli tamaman hazana, فقناعتي تكفيني، ذاك يقيني Fakona a’ti takfini, za-ka yaqi-ni, لا لا La la, لا نحتاج المال، كي نزداد جمالا، جوهرنا هنا، في القلب تلالا La nahtajul ma-la, Kai nazdada jama-la, Jauharna huna, Fil qalbi talala, 

لا لا
La la, نرضي الناس بما لا، نرضاه لنا حالا، ذاك جمالنا، يسمو يتعالى Nurdhin nas sa bima-la, Nardhohu la na ha-la, Za-ka jamaluna, Yasmu yataa’la Oh Wo Oh (6x) كن أنت تزدد جمالاً Kun anta tazdad jamala Oh Wo Oh (6x) سأكون أنا، من أرضى أنا، لن أسعى لا لرضاهم Saakunu ana, man ardho ana, lan as a’ la liri dhohum, وأكون أنا، ما أهوى أنا، مالي وما لرضاهم Wa akunu ana, ma ahwa ana, ma-li wama liridhohum, سأكون أنا، من أرضى أنا، لن أسعى لا لرضاهم Saakunu ana, man ardho ana, lan as a’ la liri dhohum, وأكون أنا، ما أهوى أنا،  لن أرضى أنا برضاهم Wa akunu ana, ma ahwa ana, lan ardho ana biri dhohum, لا لا La la, لا نحتاج المال، كي نزداد جمالا، جوهرنا هنا، في القلب تلالا La nahtajul ma-la, Kai nazdada jama-la, Jauharna huna, Fil qalbi talala, لا لا La la, نرضي الناس بما لا، نرضاه لنا حالا، ذاك جمالنا، يسمو يتعالى Nurdhin nas sa bima-la, Nardhohu la na ha-la, Za-ka jamaluna, Yasmu yataa’la 
Oh Wo Oh (6x) كن أنت تزدد جمالاً Kun anta tazdad jamalaaa Oh Wo Oh (6x) كن أنت تزدد جمالاً Kun anta tazdad jamalaaaaa

Thursday, October 22, 2015

Buat Para Penulis Muda!!! Ups, Yang Tua Juga Boleh

Lomba Menulis Cerita Anak Islami
Untuk Peserta Segala Usia
Total hadiah : Uang Rp. 9.5 juta dan paket buku senilai 3 juta.



Ketentuan Umum Lomba :
  1. Cerita yang dibuat merupakan cerpen yang disajikan untuk anak-anak (segmentasi pembacanya: anak-anak)
  2. Tema cerpen bebas tetapi Islami (boleh kisah sehari-hari, dunia sekolah/ pesantren, dakwah, motivasi, petualangan, detektif, dll)
  3. Cerpen boleh berdasarkan kisah nyata, fiksi, maupun campuran keduanya
  4. Peserta tidak dikenakan biaya apa pun (gratis)
  5. Usia peserta bebas (boleh anak-anak, remaja, maupun dewasa/umum)
  6. Karya yang dikirim merupakan hasil karya sendiri, orisinal, serta belum pernah dipublikasikan atau dilombakan sebelumnya
  7. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 karya
  8. Karya dikirim dalam bentuk printout (2 ek-semplar) ke alamat OMAH DAKWAH PRO-U MEDIA, Jl. Jogokariyan 41 Yogyakarta 55143 (Pada amplop ditulis Lomba Menulis Cerita Anak Islami)
  9. Batas maksimal pengiriman cerpen tanggal 26 Desember 2015 Cap Pos. 
  10. Para pemenang akan diumumkan pada 26 Januari 2016 lewat website www.proumedia.co.id. Dan, para pemenang juga akan dihubungi langsung oleh panitia.
  11. Setiap karya yang dikirimkan menjadi hak milik panitia (Pro-U Media)
  12. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Ketentuan Teknis
  1. Naskah diketik dalam format MS Word Times New Roman 12, Spasi 1,5. Ukuran kertas kuarto (A4), margin 3-3-3-3.
  2. Panjang cerpen 4-10 halaman.
  3. Setiap naskah disertai data diri peserta (Nama, TTL, Alamat & nomor handphone yang bisa dihubungi, alamat e-mail, dan judul cerpen) dalam lembar terpisah dari naskah.
Hadiah
– Juara 1: Uang Tunai Rp 5.000.000 + Paket buku senilai Rp 500.000
– Juara 2: Uang Tunai Rp 3.000.000 + Paket buku senilai Rp 500.000
– Juara 3: Uang Tunai Rp 1.500.000 + Paket buku senilai Rp 500.000
– Juara Harapan (3 pemenang): @Paket buku senilai Rp 500.000
Info Lomba: www.proumedia.co.id
CP: SMS dan WA ke 0857 29 555 000 (Eko)
note 5

Sunday, October 18, 2015

Yuk Isi Pulsa Gratis dari Poin Web

Ayo semua, buruan gabung di poin-web sekarang juga!

* Apa itu poin-web ?
poin-web adalah situs dimana kamu bisa kumpulin poin gratis dengan menyenangkan dan konten yang menarik.
Tukar poin yang terkumpul dengan hadiah gratis !

* Cara dapetin poin ?
Gampang kok! Kamu bisa dapet poin hanya dengan melakukan berbagai aktivitas seperti main game, lihat iklan, ikutan kuisioner, ikutan promo, dan masih banyak lagi!!

* Poin nya untuk apa ?
Tukar poin kamu dengan gratis voucher belanja, makanan, game online, tiket nonton bioskop dan masih banyak lagi!

* Voucher apa aja ?
Voucher belanja di  : Carrefour, zara, sogo, adidas dan lainnya
Voucher makanan    : KFC, Starbucks, BurgerKing, Domino Pizza, dan lainnya
Voucher game online : Indomog, Gudang voucher, dan lainnya
Pulsa gratis        : Telkomsel, Xl, Axis, Indosat dan lainnya

dan masih banyak lagiii!!!

* Gimana cara daftarnya ?
Cukup klik button dibawah ini dan dapatkan bonus 2.500 poin jika kamu melengkapi pendaftarannya.
Tunggu apa lagi, daftar sekarang juga dan jangan lupa ajak teman - teman kamu yaa~




     

Friday, August 28, 2015

Balada Genre, Anugrah Untuk Saya



Meskipun banyak beredar novel berbagai genre, fiksi terbaik sepanjang masa menurut saya tetaplah Harry Potter, yang kedua Sherlock Holmes, selanjutnya Hunger Games & Death Note (komik). Dalam novel Harry Potter, tidak ada 1 detail pun yang terlewatkan, yang pada fiksi-fiksi fantasy lainnya akan memunculkan pertanyaan, “kok jadi gini?” atau “yang ini kok tiba-tiba muncul?” yang membuat cerita jadi terasa tidak masuk akal. Harry Potter juga mengajarkan untuk saling percaya karena musuh sangat menyukai kaum yang tercerai-berai. Ini pesan moral yang paling ditonjolkan, menurut saya sih.
 

Kalau Sherlock Holmes kelebihannya ada pada ketepatan deduksi tanpa kebanyakan basa-basi. Banyak kisah detektif lain memang, tapi menurut saya masih kebanyakan “bumbu”-nya, alias masalah yang didramatisir untuk menarik minat pembaca (kecuali kisah Hercule Poirot dari Agatha Christie yang masih belum sempat saya baca, yang katanya bertentangan dengan metode Sherlock dalam mencari petunjuk). Maaf ya penggemar detektif fiksi selain Sherlock Holmes, itu hanya padangan saya.


Tapi petualangan Sherlock versi BBC juga banyak dramatisasi.



Yup that's right! Hanya saja dramatisasi disini dikemas dalam bentuk komedi segar yang cerdas dan tidak meninggalkan substansi cerita, diperankan oleh aktor kawakan favorit saya pula, Benedict Cumberbatch yang dinominasikan sebagai aktor terbaik di Piala Oscar 2015. Bukan dramatisasi ala drama Korea ya.



The next one is Hunger Games Trilogy. Kalau Harry Potter mengajarkan sikap saling percaya, Hunger Games kebalikannya. Ia mengajarkan untuk selalu waspada meski dengan orang terdekat sekali pun. Selain itu, novel ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang serba berkecukupan (makan teratur, sekolah favorit, pakaian modis, kendaraan mahal dll) lebih mudah dibodohi daripada orang-orang yang serba kekurangan.

Yang terakhir Death Note. Komik ya, bukan versi film, karena jauh sekali perbedaannya. Light Yagami dan L, dua pemuda seusia yang berperang dalam diam. Kalau Sherlock hebat dalam deduksi, L hebat dalam membuat rencana pemecahan kasus, dan Light hebat menghindarinya. Saya ingat beberapa tahun silam berburu pinjaman komik Death Note bersama Deya dan berandai-andai hewan apa yang cocok menjadi patronus kami. Hm... masih ingat kah sahabat saya ini?



Belum ada fiksi lain yang sukses dibuat secerdas fiksi-fiksi di atas, kecuali historical fiction, tapi tentu saja tidak masuk hitungan karena bersumber dari sejarah.



Oh, ralat! Mungkin banyak fiksi yang cerdas, tapi di luar genre yang saya sukai. Drama contohnya. Ada banyak sekali novel drama yang best seller, baik dari penulis lokal maupun internasional, pembacanya jutaan dan berhasil mempengaruhi hidup banyak orang. Jangan kira saya gengsi atau tidak mau mencintai novel drama yang biasanya ada bagian tangis-menangis, saya sudah berkali-kali berusaha, tapi kenyataannya novel-novel penuh makna karya penulis sekaliber Tere Liye atau Andrea Hirata tak berhasil membuat saya menyelesaikan pertengahan buku. Semua pasti berakhir dengan kebosanan.



Bandingkan saat membaca novel detektif, action fantasy atau historical fiction yang bersifat kolosal. Entah dalam waktu berapa minggu waktu itu, saya pernah menghabiskan 7 seri Harry Potter, 3 seri Hunger Games, 2 seri kisah klan Otori (fiksi ksatria Jepang abad 1800-an), 3 novel + beberapa cerpen  Sherlock Holmes, 2 seri Percy Jackson dan 5 seri Trio Detektif. Semuanya e-book. Setelah stoknya habis, saya membaca The Alchemist karya Paulo Coelho, lagi-lagi tak selesai karena saya kembali bosan dengan drama.



Sebenarnya mengherankan. Dulu ketika SMP, saya rajin membuat cerita remaja yang ditulis tangan dan ilustrasi sampulnya saya buat sendiri dari potongan-potongan majalah. Setiap hari cerita itu dipinjam bergantian oleh teman-teman, Yuli, Hike, Feni,  Jojo, Yani, Amah, Anti, saya lupa apakah sahabat saya Eva juga menjadi bagian dari fansclub ini :D (siapa lagi ya yang belum disebut?). Bukan kisah detektif atau fantasy, tapi tema yang tak jauh-jauh dari remaja, yakni kisah percintaan anak SMA dengan tokoh sentral Alex dan Dita. Cerita yang 'extraordinary alay' dan awut-awutan itu tetap saja menjadi trending topic di kalangan sahabat-sahabat saya yang setia.



Wait, that is drama, isn’t it?



Absolutely it is! Itu drama, pun setelah dewasa saya berkali-kali menulis cerpen drama. Dua telah diterbitkan secara 'paksa', sisanya tidak jadi terbit karena kendala teknis. Icha dan Ita 2 sahabat saya yang menjadi teman 'bergalau ria' di balik cerpen-cerpen 'luar biasa' itu. Permen Biru dan Pangeran Berkuda Tua, Complete Me Completely, All The Impossible Thing, bukankah judul-judul itu sangat menarik, Sahabatku? Dan kisah-kisah di dalamnya akan membuat kita tersenyum penuh makna.
ini buku keroyokan karya saya dan teman-teman


Sementara cerpen-cerpen dan satu semi novel berseri berhasil saya selesaikan (meskipun saya tidak tahu lagi keberadaan semi novel itu sekarang), ternyata ada banyak fiksi bergenre lain yang bernasib malang. Sebut saja cerpen tentang derak-derak misterius dalam gudang yang hanya berhasil dibuat sebanyak satu paragraf, atau yang lebih parah lagi novel tentang seorang profesor gila yang menemukan serum mematikan di lab kimia, masih berbentuk kerangka. Ada lagi tentang anak-anak nakal yang membongkar sindikat human trafficking, juga masih kerangka.  Oh ya, satu lagi yang baru diselesaikan kerangkanya, tentang persahabatan lintas agama dua remaja yang bersembunyi dari pembunuh. Setting-nya di Tanah Bumbu, tempat saya dibesarkan. Saya bersemangat sekali membuat kerangka yang satu ini tapi kembali lagi, saya BINGUNG karena kekurangan referensi.



Sungguh aneh ya? Saya penggila fiksi detektif, action fantasy dan historical fiction, tidak menyukai drama, tapi sejauh ini hanya berhasil membuat fiksi drama. Entah kapan Tuhan akan menganugerahi saya ide kreatif sesuai genre favorit saya.



Wallahu a'lam. Semoga kapanpun itu tetap akan menjadi berkah untuk banyak orang. Amin.





Kandangan, 21 Juli 2015

   (inspirasi menyejukkan di antara kegaduhan petasan)

Friday, June 12, 2015

Dreaming Sherlock



Molly Hooper
     Re-watched Sherlock series from my netbook through the night. And I dreamed. My position is like Molly Hooper (oh God!). Did I become Molly Hooper in my dream? Blonde, geeky and a pathologist? No, I didn’t. I’m not Molly. I just play my self, Norma, simple, muslimah and Indonesian of course. But like Molly, I was a big fan, big lover of him. And you know what he doing was? He ran and caught a mysterious criminal in the large building with lots of doors. And I don’t know why I there was. Funny! He approached me, looked at me thoroughly (I thought he’ll criticized my look) and said, “Never mind. I won’t say anything,” without expression and went soon. He got on my nerves in my own dream.

Sherlock poster
     But on a real life, I can’t stand him any longer. Anyway, Sherlock Holmes always wows me with his brightness but he is  out of favor. Imagine you have a very truly madly freak friend. He is bright but annoying. He always observes you and then will guess your private activity last night, with whom you were and get a complete conclusion with something which named “Science of Deduction”. Brilliant! But annoying! But I love Detective stories, anyway, especially Sherlock from BBC.



Banjarbaru, June 12nd , 2015
During my busy morning