Saat ini pukul
sepuluh lewat lima. Sudah cukup lengang jalanan di luar sana. Teman-teman penghuni
kos yang masih belum pulang kampung sudah terdengar bersiap-siap untuk tidur.
Ah, aku makan malam saja belum. Tidak berselera.
Beberapa menit
yang lalu, satu pesan masuk ke inbox handphone-ku. Dari Fulanah, adik satu jurusan
tiga tingkat di bawah. Begitu melihat namanya, suasana hati sudah berubah. Kubuka
cepat-cepat. Ia menyampaikan permintaan maaf karena dengan terpaksa harus membatalkan
acara perpisahan yang sudah kami rencanakan hari Ahad nanti. Kujawab segera ditambah
icon smiley yang ceria. Ceria? Ah,
aku merasa bodoh, itu tidak jujur namanya.