Pernah mendengar kutipan ini?
“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstören, aber
ich lasse ein wenig drehte-on,so können Sie herausfinden, warum ich sie
getötet” (Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan
sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh
mereka).
Saya pribadi bertanya-tanya ketika pertama kali
membaca sms dengan isi kutipan ini dari salah seorang teman. Hitler tahu
kejahatan Yahudi? Kok malah rela menyisakan orang-orang ini (hanya) agar orang
lain tahu kebiadaban mereka? Kalau difikir-fikir, Hitler memang seribu kali
benci dengan ras tersebut. Tapi bukan itu permasalahannya. Satu hal yang
membuat saya merenung dalam, kenapa kaum ini justru sombong sekali setelah
otoritas Nazi menginjak-injak mereka? Seorang otoriter semacam Hitler memang
tidak bisa seenaknya mendiskriminasi suatu ras, tapi bukankah Yahudi sendiri
yang pada mulanya memicu perselisihan? Maaf jika kelihatannya saya agak membela
Hitler, bukan seperti itu.
Beberapa
ayat dalam Al-Qur’an menjelaskan watak kaum Yahudi, seperti dalam QS Al-Maidah
82:
Sesungguhnya kamu
dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang
beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Atau
dalam QS Ali Imran 112:
Mereka diliputi
kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena
mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
Dua
firman Allah di atas hanya sebagian kecil dari watak kaum Yahudi seluruhnya.
Dalam buku 76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an
oleh Syikh Musthafa Al Maraghi tentu bisa dilihat dengan lebih detil. Akan tetapi,
bangsa Yahudi yang sebenarnya merupakan keturunan dari Nabi Ya’kub as pada
mulanya tidak semuanya kafir seperti yang menjajah tanah Palestina dewasa ini.
Pada
zaman Nabi Musa as, Bani Israil atau Yahudi ditindas oleh kaum Mesir di bawah
tirani Fir’aun. Kasus paling dikenal hingga saat ini ialah pembunuhan setiap
bayi laki-laki setelah Fir’aun mendapat ramalan tentang akan lahirnya Nabi dari
Bani Israil. Setelah dewasa, Nabi Musa as dan saudaranya Nabi Harun as hijrah
ke tanah Palestina beserta Bani Israil.
Berabad-abad
kemudian yakni ketika Palestina di bawah kekuasan Romawi,
Isa as diutus oleh Allah swt sebagai
Rasul untuk Bani Israil. Seruan ini disambut
oleh sebagian dari mereka. Akhirnya orang-orang
Yahudi terpecah menjadi dua, sebagian
beriman dan sisanya kafir, sebagaimana dalam firman Allah swt dalam QS Ash-Shaff 14:
Hai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa
ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama)
Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah
penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman
dan segolongan lain kafir; …..
Orang-orang
kafir itulah yang pada akhirnya menurunkan bangsa Israel bersatu (sebelumnya
Yahudi terpisah-pisah di berbagai belahan dunia) yang kini hendak merebut tanah
Palestina. Padahal mereka telah mengetahui bahwa tanah itu bukan hak mereka
lagi. Akan tetapi, Allah swt telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa hati, mata
dan telinga mereka telah dikunci rapat sehingga tidak akan mau mendengarkan
nasihat baik meskipun sadar akan kesalahan mereka. Tanah Palestina sendiri
tentu saja lebih berhak dihuni oleh umat muslim. Semulia apapun Yahudi sekarang
mengagungkan bangsa mereka yang banyak melahirkan Nabi dan Rasul, mereka tidak
akan memperoleh keridhaan Allah swt dalam menduduki tanah tersebut.
Menurut
Syeikh Syarawi (almarhum) dari sumber referensi yang saya baca, Allah swt
sengaja mengumpulkan Yahudi dalam satu tempat yakni Negara bernama Israel (yang
sebenarnya adalah bagian dari tanah Palestina). Hal ini sebagai bukti bahwa Allah
swt ingin membinasakan mereka semua beserta seluruh harta dan kekuasaan yang
mereka miliki tanpa sisa. Wallahualam bishawab.
Kandangan, 15 Juni 2010
Luar biasa kutipan dari seorang seorang devil sekalipun(hitler)...
ReplyDelete